Rabu, 16 September 2015

APLIKASI PAKEM SCAINTIFIK

APLIKASI PAKEM-SCAINTIFIK PADA KURIKULUM 2013
                                                 

I.          PENDAHULUAN
Istilah “Scaintifik” sering disebut-sebut  bersamaan dengan diberlakunya kurikulum 2013. Scaintifik muncul pada Permen no 65 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah,  sebagai salah satu bagian dari Karakter Pembelajaran. Sebenarnya Scaintifik sebagai pendekatan ilmiah, tidak muncul sendirian. Ada istilah lain yang muncul, yaitu discovery/inquiry learningyang merupakanpembelajarann berbasis penyingkapan/penelitian, project based learning yang merupakanpendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahanmasalah.  Namun istilah scaintifik lebih dikenal dari istilah lain. Ini dikarenakan “scaintifik”  dijabarkan  di Permen no 81 A tahun 2013 tentang Implementasi Kuriklum, sebagai lima pengalaman belajar pokok yang harus dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Lima Pembelajaran pokok itu adalah; mengamati; menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi; dan, mengkomunikasikan.
Bagaimana dengan Pakem yang sudah dikenal luas oleh kalangan pendidik ? Apakah dengan adanya kurikulum baru pendekatan yang digunakan juga baru ? Apakah Pakem tidak relevan lagi dengan Kurikulum 2013 ? Ternyata Pakem lebih menjiwai pada Kurikulum 2013.

II.         PAKEM PADA KURIKULUM 2013

Pakem yang dulu tersurat dalam lampiran Peraturan Menteri  no 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, pada kurikulum 2013 Pakem lebih banyak tersirat dan terurai lebih mendalam terutama pada Peraturan Menteri no 65 tahun 2013 tentang standar proses, dan Peraturan Menteri No 81 A tentang Implementasi Kurikulum 2013. Siratan tersebut tergambar pada cuplikan berikut  Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik” (Permen no 65 tahun 2013).
Cuplikan lain yang terdapat pada permen no 81 A “Kualitas lain yang dikembangkan kurikulum dan harus terealisasikan dalam proses pembelajaran antara lain kreativitas, kemandirian, kerja sama, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi dan kecakapan hidup peserta didik guna membentuk watak serta meningkatkan peradaban dan martabat bangsa. Untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum, kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip yang: (1) berpusat pada peserta didik, (2) mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan (5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna”. (Permen No 81 A taun 2013)
Disamping tersirat pada kedua Pemen diatas, Pakem juga tersirat pada tujuan kurikulum 2013. Tujuan kurikulum 2013 termuat dalam Peraturan menteri No 67 tahun 2013 tentang KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH. “Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia”. (Permen no 67 taun 2013)
Dari cuplikan-cuplikan tersebut membuktikan bahwa “ruh Pakem” sangat disarankan dalam kegiatan pembelajaran pada kurikulum 2013. Hal ini termuat pada buku guru kurikulm 2013 dimana Pakem tersurat jelas dengan istilah “Paikem”. Dalam melaksanakan aktifitasnya guru disankan untuk mengembangkan ketrampilan “Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan” ( PAIKEM)
Pakem yang telah dikenal sebelum Kurikulum 2013 muncul,merupakan akronim dari Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenamngkan. Dari akronim tersebut, dapat diartikan setiap kata  seperti yang dikemukaan oleh  Tim MBS Unesco-Uncef  (2002:8) sebagai berikut:
Dari segi guru, aktif  diartikan sebagai upaya mengaktifkan diri dalam memantau legiatan belajar siswa, memberi umpan balik,  mengajukan pertanyaan yang menantang  siswa, mempertanyakan gagasan siswa.   Kreatif diartikan sebagai upaya guru dalam mengembangkan kegiatan beragam dan membuat alat bantu belajar secara sederhana. Efektif diartikan sebagai pencapaian hasil yang telah dirumuskan oleh guru. Menyenangkan diartikan sebagai upaya guru membuat anak tidak takut salah, tidak takut ditertawakan, tidak takut dianggap sepele, mengkondisikan anak asyik  belajar.  Dari segi siswa, aktif dimaksudkan sebagai  kegiatan siswa terlibat aktif dalam mengemukakan pertanyaan, mengemukakan gagasan, mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasannya. Kreatif artinya siswa kreatif merancang, membuat sesuatu melaporkan dan sebagainya. Efektif dari segi siswa dimaksudkan bahwa siswa memiliki berbagai keterampilan yang diperlukan. Menyenangkan dari segi siswa maksudnya anak berani mencoba, berani bertanya, berani mengemukakan gagasan, berani mempertanyakan gagasan orang lain, senang dalam melakukan kegiatan.
Pendekatan PAKEM sangat mengutamakan keaktifan mental (intelektual-emosional) dalam proses belajar-mengajar, meskipun keterlibatan itu dalam banyak hal dipersyaratkan keterlibatan langsung dalam berbagai keaktifan fisik. Tentang hal itu terdapat penekanan dalam penetapan untuk menetapkan kadar keterlibatan siswa dalam proses belajar-mengajar. Perlu ditegaskan lagi bahwa pendekatan PAKEM marupakan suatu gagasan konseptual, dan bukannya suatu prosedural-prosedural. Dengan kata lain, peningkatan keaktifan siswa dalam proses belajar-mengajar, diupayakan dengan menerapkan sejumlah prinsip dan rambu-rambu serta indikator-indikator untuk memperkirakan kadar ketertiban siswa tersebut. Kadar (tinggi-rendahnya)  PAKEM dapat diketahui dari indikator-indikatornya, yakni gejala-gejala yang tampak, baik pada tingkah laku siswa dan pengajar, maupun di dalam bentuk alat bantu belajar, organisasi kegiatan, dalam  kegiatan belajar-mengajar berlangsung.


III.        PAKEM – SCAINTIFIK

Apa hubungannya scaintifik dengan Pakem? Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung.Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect. Pembelajaran langsung inilah yang merupakan kegiatan dari pendekatan scaintifik atau pendekatan ilmiah. Sedangkan pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap.
Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.
Dengan demikian pendekatan scaintifik merupakan bagian dari Pakem/Paikem, karena Pakem yang dikembangkan bersamaan dengan lahirnya MBS ( pasal 51,UU no 20 tahun 2003), memiliki prinsip-prinsip pembelajaran yang sama seperti yang dikembangkan pada Kurikulum 2013. Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut; (1) berpusat pada peserta didik, (2) mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan (5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.
                        
IV.      APLIKASI PAKEM-SCAINTIFIC  DALAM PEMBELAJARAN
Aplikasi pembelajaran Kurikulum 2013 telah dirancang sedemikian rupa, sehingga guru tinggal melaksanakan. Walaupun demikian buku pegangan guru yang disusun sebagai panduan guru dalam melaksanakan pembelajaran, menyarankan agar guru sebagai pelaksana pembelajaran mengembangkan ketrampilan pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan ( PAIKEM).  Disamping itu juga guru disarankan untuk mengembangkan untuk mengembangkan ketrampilan bertanya tingkat tinggi.
Berikut adalah contoh Aplikasi Pakem-Scaintifik dalam Pembelajaran :
Kelas           : 1
Tema           : Diriku
Sub Tema              : Aku dan Teman Baruku
Pembelajaran         : 4
Indikator dari Materi Pembelajaran :
1.    Bahasa Indonsia
-          Menyebutkan urutan huruf melalui nyanyian
-          Mengurutkan huruf a-b-c-d-e-f dengan urutan yang benar
-          Menulis di udara, pasir dan punggung
-          Mengenal huruf vokal
-          Menebalkan garis sesuai petunjuk
2.    Matematika
-          Menentukan jumlah huruf vokal dalam kalimat
3.    SBDP
-          Menyanyikan lagu a-b-c dengan irama yang benar
4.    PJOK
-          Melakukan gerak lokomotor menggunakan kaki dalam berjalan lurus
-          Melakkan gerak lokomotor menggunakan kaki dalam berjalan zigzag
-          Melakukan gerak lokomotor menggunakan kaki daam berjalan lengkung
Media yang digunakan untuk kegiatan Paikem-scaintifik
1.    Daftar huruf
2.    Kartu huruf vokal dan konsonan yang berbeda warna
3.    Permainan tebak huruf
4.    Benda kongkrit dan lambang bilangan
Kemampuan yang dikembangkan
1.    Mengenal huruf sambil bernyanyi
2.    Menghitung jumlah huruf vokal dan konsonan
3.    Membagi huruf kepada siswa
4.    Menyanyi lagu “ibu jari” untuk mengawali bermain peran
5.    Bermain peran untuk menghitung dan menebak huruf
6.       Menebalkan garis sesuai petunjuk
Gambaran Pakem-scaintifik
No
Gambar Kegiatan
Muatan  Pakem-Scaintifik yang terintegrasikan
1

-          Kemampuan mengamati  huruf
-          Mengembangkan rasa ingin tahu
-          Menumbuhkan keberanian untuk menirukan
-          Menumbuhkan keberanian untuk mengkomunikasikan
2

-          Menggunakan daya pikir untuk mengenal huruf
-          mengurutkan
-          Mengelompokkan vokal dan konsonan
-          Menghitung
-          Merangkai huruf
3

-          Menumbuhkan keberanian untuk membagi
-          Kemampuan membedakan vokal dan konsonan
-          Menanamkan kebersamaan

4
-          Mengurangi rasa takut dengan bernyanyi
-          Mengenal dan menggunakan anggota tubuh untuk belajar
-          Menumbuhkan rasa kebersamaan
5
-          Menumbuhkan keberanian melalui bermain peran
-          Menumbuhkan rasa kebersamaan
-          Berlatih diskusi untuk menebak huruf dalam permainan
-          Menumbuhkan rasa percaya diri
-          Menumbuhkan sikap jujur
6
-          Menumbuhkan kemauan untuk belajar dan berlatih
-          Menumbuhkan kemampuan dan ketrampilan untuk dimiliki
7
-          Menanamkan pentingnya kemampuan membaca sebagi bekal belajar yang berkelanjutan
-          Menumbuhkan rasa percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki

Dari uraian kegiatan Pakem – scaintifik diatas tergambar   bahwa adanya pembelajaran langsung dan pembelajaran tidak langsung, seperti yang dikembangkan  pada pembelajaran  Kurikulum 2013. Pembelajaran tidak langsung bersumber pada KI 1 dan KI 2 yang mengintegrasikan sikap religius dan sikap sosial, sedang pembelajaran langsung bersumber pada KI 3 dan KI 4, yang menghasilkan pengetahuan dan ketrampilan. Keempat Kompetensi  Inti terintegasikan secara tematis sehingga pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh akan terjiwai oleh sikap religius dan sikap sosial. Dengan demikian harapan untuk mewujudkan generasi bangsa yang berkarakter  akan tercapai
V.       PENUTUP

Kurikulum 2013 sebagai bahan yang siap saji, diharapkan bisa  dinikmati oleh peserta didik dengan penuh selera. Peserta didik merasakan nikmatnya belajar sesuai dengan dunianya yang penuh dengan imajinasi. Sehingga peserta didik bisa tumbuh dan berkembang sehat jasmani dan rohani dalam arti yang sebenarnya. Jujur, berwatak mulia, dan  menjadi generasi yang harapkan bangsa.
Pakem-Scaintifik adalah salah satu cara untuk menyajikan kurikum terhadap peserta didik. Guru bukan sekedar sebagai penyaji yang baik, namun diharapkan memiliki kemampuan mengkemas kurikulum sebagai bahan ajar yang lebih menarik lagi. Kurikulum 2013 sebagai bahan yang berkwalitas, dikemas dengan menarik, dan disajikan dengan baik, akan membuat peserta didik mencintai negeri sendiri.



SUMBER KAJIAN:
-          Peraturan Menteri no 65 tahun 2013
-          Peraturan Menteri no 66 tahun 2013
-          Peraturan Menteri no 81A tahun 2013
-          Buku guru kelas 1 Kurikulum 2013
-          Paket Pelatihan MBS  tahun 2008







Tidak ada komentar:

Posting Komentar